pentingbagi industri pariwisata indonesia untuk meningkatkan kontribusinya pada produk domestik bruto (pdb) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar as sampai 1.200 dollar as per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat indonesia LatarBelakang Permasalahan Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Baiklahuntuk anda yang ingin melihat sekaligus ingin mempelajari soal-soal ulangan akhir semester IPS kelas 8 SMP yang akan saya bagikan ini maka silahkan anda simak selengkapnya di bawah ini : 1. Berikut ini adalah negara- negara pendiri ASEAN kecuali . A. Indonesia. B. Singapura. C. Brunei Darussalam. D. Thailand. KUNCI JAWABAN : C . 2. Berikutini yang bisa dilakukan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan, sekaligus pengembangan budaya: 1. Kedatangan bangsa asing sejak abad ke-7 di wilayah Maluku menjadi bukti masyarakat Pulau Banda Neira adalah masyarakat yang terbuka, welcoming the strangers. Adapun data rujukan wilayah kelautan Indonesia yang sudah dibuat adalah sebagai berikut: Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000 km2; Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2; Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2; Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2; perhatikan gambar berikut luas daerah yang diarsir adalah. Yang BUKAN manfaat pembangunan yang dilakukan pemerintah di bidang pariwisata adalah ... devisa pendapat potensi wisata ketergantungan pada negara asingyg jawab bener makasih..itu btw yg bukan ya....​ JawabanJawabannya yg DPenjelasanManfaat pembangunan yang di lakukan pemerintah di bidang pariwisata adalah contoh meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,mengembangkan devisa negara, dan lain lain Jawaban ketergantungan pada negara asingNPMaaf Kalo Salah Bulman Satar, Praktisi Pembangunan TAK ada yang lebih menyakitkan bagi Aceh selain “prestasi” sebagai daerah termiskin, pertama di Sumatera dan ke-enam tingkat nasional-Indonesia. Inilah ironi terbesar yang tak sepatutnya terjadi. Kaya sumber daya alam, berada di posisi strategis di perlintasan jalur perdagangan nomor dua tersibuk di dunia, Selat Malaka, juga posisinya di ujung paling Barat Indonesia dengan akses yang terbuka dan langsung via laut dan udara ke beberapa kawasan di belahan Barat dunia India dan Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Mediterania, dan Eropa, dengan potensi market lebih dua miliar populasi manusia. Semua keunggulan ini nyatanya belum mampu dikapitalisasi untuk melejitkan pembangunan dan kemajuan ekonomi Aceh. Suntikan dana Otsus yang lumayan mendongkrak belanja pembangunan, dan di awal diharap bisa menjadi stimulan akselerasi pembangunan Aceh, ternyata juga belum berdampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, yang terus dikonfirmasi oleh status kemiskinan Aceh. Sementara di sisi lain sesuai “kontrak”, mulai 2023, tahun ini, alokasinya berkurang dari dua menjadi satu persen dari Dana Alokasi Umum DAU hingga habis masa alokasinya pada tahun 2027, dan sulit berharap di tengah beratnya beban fiskal negara aspirasi perpanjangannya akan dipenuhi oleh Pemerintah Pusat. Reorientasi Lalu apa pilihannya sekarang buat Aceh? Sebenarnya kita tidak perlu terlalu kuatir dan risau dengan menyusut dan habisnya masa alokasi dana Otsus. Masa depan Aceh belum sampai pada tingkat berada di titik buntu karena masih memiliki modalitas SDA yang melimpah plus posisi geostrategis yang sangat potensial menjadi keunggulan kompetitif daerah ini. Tinggal sekarang bagaimana kedua faktor pemungkin ini bisa dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal. Setidaknya, secara umum ada tiga hal yang perlu dibenahi sekaligus didorong menjadi strategi baru pembangunan Aceh ke depan untuk menjawab syarat tersebut di atas, yaitu pertama pembangunan Aceh mesti dikelola dengan perspektif program, bukan proyek. Proyek dan kegiatan itu adalah turunan dari yang harus dikawal dan diberi rapor merah, kuning, hijau itu bukan hanya realisasi fisik dan anggaran proyek dan kegiatan dengan lebih melihat sisi ouputnya, tapi juga realisasi program yang lebih menekankan pada outcome dan impact pembangunan. Kedua, pembiayaan pembangunan Aceh ke depan tak boleh lagi terpaku kaku hanya pada APBA. Sudah harus ada langkah progresif menghimpun dan mengonsolidasi sumber-sumber pembiayaan lain baik itu APBN terutama dengan memperbanyak dan memperkuat program strategis nasional di Aceh sehingga dengan sendirinya menjadi komitmen APBN untuk membiayai sekaligus mengurangi beban APBA yang mulai juga ada sumber-sumber pembiayaan lain yang cukup prospek seperti dana hibah luar negeri, investasi swasta, dana Corporate Social Responsibility CSR, kredit perbankan, dan dana gampong. Kemudian strategi ketiga adalah tourism mainstreaming, menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan pengungkit pertumbuhan ekonomi Aceh. Mengapa pariwisata? Fokus pada poin ketiga, mengapa harus pariwisata? Ada beberapa alasan. Pertama, sektor pariwisata memiliki keunggulan karena sifatnya yang open and inclusive investment, dengan memberi ruang keterlibatan semua pihak sesuai dengan kapasitas modalnya masing-masing, mulai dari investor besar, koperasi dan UKM, komunitas, gampong, hingga per-individu masyarakat. Jadi mulai dari investasi kelas kakap sampai yang paling kecil bisa berkontribusi sebagai pelaku sekaligus menjadi penerima manfaat dari program pengembangan kepariwisataan ini. Faktor inilah yang membuat multiplyer effects dari program pengembangan sektor kepariwisataan relatif lebih luas dibanding sektor-sektor penerima manfaat dan kontribusi besarnya terhadap pendapatan devisa di tingkat global, telah memotivasi banyak negara di dunia saling berlomba menggali dan meningkatkan PDB-nya dari sektor ini. Kedua, nyaris setiap jengkal tanah Aceh adalah destinasi wisata dengan daya tarik dan pilihan yang cukup beragam, mulai dari wisata bahari, agrowisata, wisata tsunami, wisata riset, hingga wisata budaya dan sejarah. Daya tarik wisata Aceh ini tidak kalah bahkan dalam beberapa aspek malah lebih unggul dibanding daerah-daerah lain. Tinggal dipoles dan dikelola saja dengan baik, maka Insya Allah akan memberikan dampak signifikan bagi ekonomi Aceh. Tren positif geliat pariwisata di Aceh Tengah, dataran tinggi Gayo, saat ini, sekadar contoh, adalah bukti nyata bahwa sektor ini sangat menjanjikan untuk digarap. Ketiga, Aceh juga memiliki keunggulan dari sisi pasar. Thailand, Malaysia, plus Singapura adalah titik transit masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Secara geografis Aceh berada sangat dekat dengan ketiga titik ini. Di sinilah peluang Aceh bisa memanfaatkan momentum mempromosikan daya tarik wisatanya sehingga kunjungan wisatawan bisa meningkat pesat hingga terus bertumbuh menjadikan sektor pariwisata lokomotif utama pembangunan ekonomi Aceh. Strategi Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi, menjadi pembicara pada Webinar “Optimalisasi Kawasan Pesisir dan Kelautan untuk Pariwisata Bahari”, Selasa 10/8.* [ Indonesia memiliki banyak potensi bahari yang bisa dikembangkan menjadi pariwisata. Di sisi lain, payung hukum untuk mengelola pariwisata bahari di Indonesia sudah ada, sehingga setiap pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengelola pariwisata bahari secara optimal dan berkelanjutan. “Berkelanjutan ini menjadi poin penting, karena jangan sampai pengelolaan itu hanya berlangsung hanya 5-30 tahun saja,” ujar pakar ekologi perairan yang juga Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi, saat menjadi pembicara pada Webinar “Optimalisasi Kawasan Pesisir dan Kelautan untuk Pariwisata Bahari”, Selasa 10/8. Webinar ini digelar oleh kelompok KKN Virtual Unpad tahun 2021 dengan dosen pembimbing Yudi Nurul Ihsan, Dewi menjelaskan, data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengungkapkan, Indonesia memiliki 99 ribu kilometer garis pantai, 3,257 juta kilometer persegi luas laut, dan 20,87 juta ha luas kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang berpotensi dikelola menjadi pariwisata bahari. Belum lagi sejumlah potensi bahari lain, seperti keanekaragaman terumbu karang, kawasan mangrove, hingga keanekaragaman biota laut yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata. Pemerintah sendiri sudah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas Indonesia. Dari 10 destinasi tersebut, delapan di antaranya merupakan destinasi pariwisata bahari. Hal ini menunjukkan bahwa sektor bahari Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan wisata. Lebih lanjut Dewi menjelaskan, pengembangan pariwisata bahari memiliki banyak jenis, antara lain pariwisata berbasis keindahan alam, berbasis budaya/tradisi bahari, berbasis aktivitas seperti selancar dan memancing, hingga berbasis festival-festival bahari. Meski sektor pariwisata saat ini melesu akibat pandemi Covid-19, Dewi mengatakan bahwa ada upaya yang bisa dilakukan agar pariwisata bahari mampu bangkit. Salah satunya dengan memanfaatkan kreativitas para generasi milenial. “Generasi milenial bisa dibongkar untuk memanfaatkan pariwisata menjadi lebih kekinian,” kata Dewi. Sementara itu, Yudi mengatakan, sektor bahari menjadi potensi cukup pesat yang dimiliki Indonesia. Potensi ini bisa dimanfaatkan guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 mendatang. “Diperkirakan pada 2045 akan terjadi persaingan sumber daya alam. Kita memiliki anugerah sumber daya alam melimpah yang berpotensi membuat Indonesia menjadi negara terdepan,” kata Yudi. Webinar yang diikuti 308 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia ini juga menghadirkan pembicara Putri Selam Indonesia 2017 Madhina Suryadi.* BerandaPariwisata bahari yang ditingkatkan akan memiliki ...PertanyaanPariwisata bahari yang ditingkatkan akan memiliki dampak yang sangat penting bagi perekonomian, kecuali dalam hal ….Pariwisata bahari yang ditingkatkan akan memiliki dampak yang sangat penting bagi perekonomian, kecuali dalam hal …. Penyerapan tenaga kerja Peningkatan pendapatan masyarakat Peningkatan pemasukan negara Perubahan pola hidup masyarakat AKA. KusumaningrumMaster TeacherMahasiswa/Alumni Universitas Negeri JakartaJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah D. PembahasanBerikut manfaat dalam mendorong wisata bahari dalam perekonomian Meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan ekonomi negara. Meningkatkan pendapatan masyarakat Mendorong penyerapan tenaga kerja Pemerataan kesejahteraan. Kelestarian ekosistem. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah manfaat dalam mendorong wisata bahari dalam perekonomian Meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan ekonomi negara. Meningkatkan pendapatan masyarakat Mendorong penyerapan tenaga kerja Pemerataan kesejahteraan. Kelestarian ekosistem. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah D. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!8rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia Pariwisata Bahari merupakan seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi daerah pantai, pulau-pulau sekitarnya, serta kawasan lautan dalam pengertian pada permukaannya, dalamnya, ataupun pada dasarnya termasuk didalamnya taman laut. Permasalahan yang dihadapi pariwisata bahari pada pengembangan wisata di pulau-pulau kecil adalah sebagai berikut. Sarana dan prasarana. Sumber daya manusia yang memadai. Komunikasi dan publisitas. Kebijakan dan peraturan antara lingkup nasional dan lingkup daerah. Investasi. Kesiapan masyarakat lokal. Jadi, jawaban yang benar adalah D.

berikut ini yang bukan manfaat pembangunan sektor pariwisata bahari adalah