Kelemahanyang ada di dalam menjalankan bisnis ritel terutama kelemahan dalam segi manajemen, tentu saja akan membuat perkembangan bisnis ritel yang dijalankan terhambat. Oleh karena itu perlu adanya strategi atau manajemen bisnis ritel yang baik. Berikut ini ada beberapa strategi manajemen bisnis ritel yang bisa diaplikasikan oleh para peritel. Kelebihandan kekurangan usaha ritel, antara lain sebagai berikut. 1. Kelebihan Usaha Ritel a. Modal yang diperlukan cukup kecil, namun keuntungan yang diperoleh cukup besar. b. Umumnya lokasi usaha ritel strategis. Mereka mendekatkan tempat wisata dengan Keuntunganbundle pricing antara lain meningkatkan pendapatan dan penjualan, memperkenalkan produk baru, menjual produk yang kurang laris, menyederhanakan pengalaman pembelian pelanggan dan menarik pelanggan. Bisnis ritel dan restoran merupakan bisnis yang sering menggunakan strategi bundle ini untuk mendapatkan penjualan. KelebihanBisnis Ritel Modern dan Tradisional 1. Keuntungan Besar 2. Mudah Di Jumpai 3. Memiliki hubungan emosional dengan pelanggan 4. Terdapat tawar menawar harga 5. Modal kecil 6. Lokasi bisnis ritel berada di daerah strategis Kekurangan Bisnis Ritel Modern dan Tradisional 1. Kurang dianggap serius 2. Analisa pasar yang masih kurang 3. Kelebihandan Kekurangan Usaha Ritel Dalam kegiatannya, usaha ritel pun memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan usaha ritel : 1. Modal yang diperlukan untuk membuka usaha ritel relatif kecil. Namun, keuntungan yang diperoleh bisa cukup besar. 2. Umumnya, usaha ritel berlokasi di tempat strategis. perhatikan gambar berikut luas daerah yang diarsir adalah. Bisnis ritel merupakan salah satu bisnis yang paling diminati masyarakat idonesia sampai saat ini. Ada banyak faktor kenapa banyak masyarakat yang ingin membuka bisnis ritel ini, selain mudah dilakukan, keuntungan yang didapat juga lumayan besar. Jika ingin terjun dan membuka bisnis ritel ini, alangkah baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu kelebihan dan kekuranganya. Sehingga nantinya bisa menerapkan beberapa strategi untuk meminimalisir kerugian terhadap kekurangan bisnis ini. Karena setiap berbisnis pasti akan ada dimana masa puncak dan turunya. Apa Saja Kelebihan Bisnis Jenis Ini? Kelebihan yang mendasar dari bisnis ini adalah modal yang kecil, sehingga bisnis ini sangat diminati oleh pengusaha pemula yang ingin memulai bisnisnya. Bukan hanya itu saja, masih banyak kelebihan lain yang ditawarkan oleh bisnis ritel ini, apakah saja itu. 1. Laba yang besar Kelebihan jika membuka bisnis ritel yaitu memperoleh laba yang besar, hal ini bisa didapat lantaran ritel termasuk usaha yang membutuhkan modal kecil tapi bisa untung yang berlipat ganda. Para pebisnis ritel membeli produk jualan langsung kepada produsen atau distributor dimana harga yang didapatkan jauh lebih murah dibanding dengan tempat lain. Selain itu biasanya produsen juga memberikan harga yang lebih murah ketika membeli dalam jumlah banyak, hal itulah yang dilakukan pebisnis ini agar memperoleh produk dengan harga yang murah. Setelah itu, dengan harga yang murah inilah menualnya lagi dengan cara eceran. Walaupun dijualnya dengan laba yang relatif sedikit, namun banyak nya produk yang terjual menjadikan laba yang didapat juga semakin besar pada akhirnya. Hal inilah yang menjadikan bisnis ritel ini termasuk kedalam usaha yang berpotensi tinggi. 2. Mudah ditemui Kelebihan bisnis ritel yang lain yaitu mudah ditemui dan dijangkau, karena usaha ritel ini bisa dibuka ditempat-tempat yang strategis. Karena bisnis ritel ini termasu usaha yang diminati banyak orang untuk memulai bisnisnya, maka tak jarang pendatang baru dalam dunia ritel ini menerepkan ide-ide kreatif agar diminati oleh banyak pelanggan. Umumnya, bisnis ritel ini dibka ditempat keramaian, yang menjadi pusat aktivtas masyarakat seperti perkantoran ataupun membedakanya dengan usaha lain yatu harga yang ditaawarkan. Usaha ini menjual produk dengan harga yang murah dan bersahabat juga. Apa Saja Kekurangan Bisnis Ritel? Sebelumnya membahas tentang kelebihan, kali ini akan membahas soal kekurangan dari bisnis ini. Salah satunya yaitu usaha ritel dianggap tidak serius. Karena bentk usaha yang kecil dan juga laba yang didapatkan kecil sehingga dianggap usaha sampingan saja. Padahal, jika di total dalam satu kurun waktu, laba yang didapat dari bisnis ritel lumayan besar. Lalu apa saja, kekuragan lainya. Tidak ada pelaporan administrasi Bisnis ini tidak ada laporan administrasinya keuanganya mungkin saja ada banyak orang yang kecewa jika hasilnya tidak sesuai, terutama bagi usaha ritel yang bentuknya sederhana. Pelaporan itu biasanya hanya berupa laporan stock prouk yang habis, daftar belanjaan, serta daftar hutang yang dimilikinya. Pemilik usaha ini biasnaya tidak dipusingkan dengan pelaporan neraca, asset, daftar investor ataupun jenis akuntansi lainya. Itulah kenapa walaupun banyak laba yang didapat, peimilik bisnis ini tidak dapat menjabarkanya dalam bentuk laporan. Kesimpulan dan Penutup! Memulai bisnis ini memanglah tidak mudah apalagi yang baru merintis usahanya, namun kalian bisa mendapatkan informasi yang sangat berguna lainnya di website cowtown trailers. Disana banyak sekali menjelaskan potensi-potensi bisnis yang sedang berkembang di seluruh dunia. Jadi jangan sampai lupa mengunjungi website tersebut ya. Sekian dulu dari kami dan terimakasih banyak sudah membaca artikel ini! Artikel kali ini membahas mengenai usaha ritel mulai dari pengertian bisnis ritel, fungsi bisnis ritel, tujuan bisnis ritel, dan klasifikasi bisnis ritel disertai dengan rekomendasi buku terkait dari Gramedia. Pengertian RitelFungsi Bisnis RitelTujuan Bisnis RitelKlasifikasi Bisnis Ritel1. Berdasarkan pada suatu produk yang dijual2. Berdasarkan kepemilikan3. Berdasarkan lokasi penjualannyaFaktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Bisnis Ritel1. Lokasi usaha2. Suasana toko3. Barang produksi4. PromosiTips Untuk Memulai Bisnis Ritel1. Sumber daya termadai2. Kode khusus3. Tidak menaruh semua barang di display4. Sistem first in first outContoh Bisnis Ritel yang Ada di Indonesia1. Berdasarkan kepemilikan2. Toko serba ada Toserba3. Khusus yang Menjual Satu Jenis Produk saja4. Pengecer Non-Toko5. Gerai Pabrik “Factory Outlet”6. Klub Gudang Atau Klub Pedagang Besar “Warehouse Clubs Atau Wholesale Clubs”7. Pemasaran Langsung “Direct Marketing”8. Mesin Penjual Otomatis “Automatic Vending”9. Pemasaran Jaringan “Network Marketing-MLM”10. Penjualan Satu-Satu “One to One Selling”11. Penjualan Satu Ke Banyak “One to Party Selling”12. Jasa Pembelian “Buying Service”Buku Tentang BisnisArtikel Terkait Istilah Bisnis Pengertian Ritel Ritel atau retail dalam bahasa Inggris berarti eceran. Jadi ritel merupakan salah satu cara pemasaran produk meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir sebagai penggunaan barang pribadi dan bukan merupakan bisnis. Untuk kelebihan dari bisnis ini yaitu kegiatan perdagangan penjualan barang secara langsung kepada konsumen terakhir. Semua barang yang dijual merupakan barang yang dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. Sistem kerja yang biasanya digunakan dalam bisnis ritel yaitu menghubungkan produsen utama atau grosir besar dengan konsumen yang melakukan pembelian barang dalam jumlah kecil maupun bentuk yang satuan. Sebagian besar produk yang dijual seperti makanan, peranti keras sampai perabot rumah tangga, elektronik konsumen, mebel atau furnitur, alat-alat olahraga dan kantor, alat kesehatan, pakaian dan masih banyak lagi. Seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut sebagai pengecer. Pengecer melakukan pembelian suatu barang maupun produk dalam jumlah yang besar dari produsen maupun pengimpor, baik itu secara langsung atau melalui grosir dan untuk dijual kembali dalam jumlah yang kecil. Apalagi di era seperti saat ini, bisnis retail menjadi salah satu metode marketing yang tengah populer di kalangan pengusaha. Usaha retail ini dinilai sebagai bisnis yang paling menjanjikan dan juga berpotensi dalam mendatangkan keuntungan besar lho! Fungsi Bisnis Ritel Pada umumnya bisnis ritel membuat pembeli maupun penjual merasa diuntungkan. Apakah Grameds tertarik untuk menjadikan retail sebagai bisnis? Jika iya simak terlebih dahulu fungsi dari bisnis retail berikut ini Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang Dengan adanya bisnis ritel yaitu memudahkan konsumen untuk memperoleh barang yang diinginkan. Dengan adanya ritel dalam memenuhi kebutuhan, konsumen tidak harus membeli langsung kepada produsen dengan jumlah yang sangat banyak. Tanpa adanya ritel, konsumen akan mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Memberikan Keuntungan bagi produsen dan grosir Bisnis ritel bisa mendatangkan keuntungan bagi seorang produsen maupun grosir. Seorang pengecer akan membeli barang dari produsen dalam jumlah banyak. Nantinya, dana tersebut dijadikan modal kembali untuk diputarkan dalam proses produksi. Menyediakan berbagai macam jenis barang dan jasa Penyimpan persediaan barang Jadi, barang-barang sisa yang masih banyak disimpan di gudang penyimpanan sebagai stok penjualan. Penyedia jasa Meningkatkan nilai produk dan jasa Tujuan Bisnis Ritel Tujuan pada bisnis ritel adalah untuk memudahkan pelanggan dalam membeli suatu produk dengan menyediakan persediaan yang cukup dan dikemas dalam ukuran lebih kecil. Berikut penjelasan dari tujuan bisnis ritel, yaitu Menyediakan berbagai pilihan barang yang sesuai dengan keinginan pembeli. Ritel memang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, dan sesuai pula dengan klasifikasinya. Maka dari itu bisnis ritel ini menjadi tempat konsumen untuk membeli berbagai kebutuhan dengan mudah. Konsumen hanya datang ke toko, dan disana tersedia berbagai macam kebutuhan. Menawarkan produk barang dalam ukuran unit yang lebih kecil agar para konsumen dapat mencukupi kebutuhannya. Dengan adanya ritel, apabila kita membutuhkan suatu barang, kita tidak perlu lagi membeli dengan jumlah yang banyak. Karena penjual ritel sudah menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dengan ukuran yang kita butuhkan. Harga yang diberikan terjangkau dan sesuai dengan barang yang dibeli. Menjadi penghubung antara distributor dengan konsumen. Konsumen tidak harus mendatangi distributor langsung untuk membeli sesuatu. Bisnis ritel menyediakan berbagai macam barang dengan ukurannya. Konsumen hanya datang ke toko yang menjual berbagai kebutuhan saja. Mengumpulkan informasi mengenai berbagai jenis barang yang menjadi kebutuhan pelanggan. Pebisnis ritel harus paham akan sasaran produk apa yang dibutuhkan di kalangan masyarakat. Apabila Anda membuka usaha toko kelontong, maka pastikan produk yang Anda jual sudah sesuai dengan toko Anda. Menyediakan pertukaran nilai tambah dari suatu produk tersebut. Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen. Menjadikan sarana transaksi bagi produsen dan konsumennya. Tentunya bisnis ritel adalah penjualan yang bertemu langsung dengan pembeli atau konsumennya. Akan tetapi dengan era teknologi seperti ini, belanja pun lebih mudah bisa melalui aplikasi dan telekomunikasi. Klasifikasi Bisnis Ritel Klasifikasi bisnis ritel merupakan suatu kegiatan usaha yang dibedakan berdasarkan produk dagangan, aset kepemilikan, maupun lokasi penjualan. Berikut penjelasan mengenai klasifikasi bisnis ritel, yaitu 1. Berdasarkan pada suatu produk yang dijual Berdasarkan pada produk yang dipasarkan, ritel dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, produk retail yang menjual barang, contohnya toko mainan. Kedua, service retail penawaran jasa, seperti halnya kendaraan. Ketiga, non-store retail yaitu untuk memasarkan barang menggunakan media tertentu, seperti vending machine. 2. Berdasarkan kepemilikan Ritel dibagi menjadi tiga jenis yang berdasarkan sifat pemiliknya, yaitu ritel mandiri contohnya warung, toko kelontong dan ruko, waralaba contohnya franchise dan juga kelompok usaha seperti swalayan atau department store yang terkait dalam satu manajemen. 3. Berdasarkan lokasi penjualannya Usaha ritel bisa dibedakan pula berdasarkan lokasi penjualannya. Pengusaha memiliki akses langsung ke jalan besar termasuk ke dalam jenis ritel strip mall atau lahan komersial. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Bisnis Ritel Membuka usaha atau bisnis tidak selalu langsung jadi dalam sekali pemikiran saja. Grameds harus memikirkan beberapa faktor pendorong dalam kesuksesan bisnis ritel. Berikut faktor-faktor pendorong bisnis ritel, yaitu 1. Lokasi usaha Pastikan lokasi yang Grameds pilih untuk membuka usaha ritel sudah strategis. Lokasi akan adanya usaha menjadi faktor utama yang wajib untuk diperhatikan. Berikut cara memilih lokasi yang tepat untuk memulai bisnis Fasilitas umum Fasilitas umum yang memadai bisa menjadi pendorong minat bagi calon pembeli untuk berbelanja di toko ritel. Misalnya, Garmeds memilih lokasi yang berada di dekat sarana transportasi, seperti terminal angkutan umum ataupun stasiun kereta. Peraturan atau perizinan membuka usaha Perijinan bisnis ritel juga salah satu faktor penting dalam kesuksesan pembangunan usaha. Pastikan Grameds memilih lokasi yang bukan sengketa dan mempertimbangkan beberapa peraturan yang berlaku. 2. Suasana toko Komponen lain sebagai pendorong majunya bisnis ritel adalah keadaan tempat usaha. Suasana yang nyaman dapat mendorong minat calon pelanggan untuk datang ke toko Anda. Misalnya, memasang musik yang trend dan kekinian, dan juga mengatur lighting di toko tersebut. 3. Barang produksi Produksi juga merupakan salah satu komponen penting dalam dunia usaha seperti bisnis ritel. Grameds harus menentukan produk dan jasa apa yang akan ditawarkan ke pasar. Barang produksi pada umumnya menjadi langkah awal untuk sebuah usaha. Biasanya hal ini meliputi ide mengenai suatu produk yang bisa didapatkan dari berbagai sumber. Langkah termudah yang bisa dilakukan adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang akan dijualkan serta melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tentang kelebihan serta kekurangan dari produk yang akan Anda tawarkan tersebut. Dalam bisnis ritel, produksi adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Apabila Anda akan memulai bisnis ritel, pastikan Anda sudah mempertimbangkannya secara matang. 4. Promosi Promosi suatu produk menjadi aspek penting juga dalam bisnis ritel. Salah satu cara berpromosi yang paling efektif adalah dengan beriklan. Bagi Anda atau wirausaha lainnya yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan juga efisiensinya. Bagi Anda yang menginginkan efektifitas dalam beriklan maka sebaiknya memilih media iklan yang cocok dengan karakter target pasar dari produk yang akan ditawarkan. Apabila biaya yang Anda punya belum cukup untuk memasang iklan, maka gunakanlah sosial media Anda sebagai penggantinya. Dan untuk tahap awal dalam memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya juga menjadi pertimbangan dan prioritas supaya tidak menimbulkan masalah. Pastikan biaya dalam produk, lokasi dan juga iklan sudah cukup. Jika Grameds bingung mau memulai mempromosikan produk dari mana, Grameds bisa membaca buku sebagai referensi yang tersedia di Tips Untuk Memulai Bisnis Ritel Apabila Grameds tertarik dengan bisnis satu ini, berikut tips-tips untuk memulai bisnis ritel, yaitu 1. Sumber daya termadai Hal pertama dalam tahapan bisnis ritel yaitu sumber daya manusia dengan menerapkan beberapa tips dan strategi dalam menjalankan usaha 2. Kode khusus Saat Anda akan menjalankan usaha ritel, pastinya ada ratusan barang yang harus diatur dan dipasarkan kepada calon konsumen. Anda bisa memberikan beberapa kode khusus untuk setiap item barang agar memudahkan dalam mengingat barang dan juga untuk memperkirakan jumlahnya. 3. Tidak menaruh semua barang di display Pilihlah beberapa item saja untuk ditampilkan di display, barang yang memang laku di pasaran dan untuk sisa barangnya bisa disimpan di gudang. Misalnya Anda akan menjual kebutuhan sehari-hari, maka pastikan yang Anda tampilkan di item tidak jauh dari baran-barang tersebut. 4. Sistem first in first out Pastikan Anda selalu melakukan pengecekan rutin dan berulang-ulang dengan sistem first in first out untuk sebagian produk yang memiliki masa kadaluarsa singkat. Pengecekan ini bertujuan agar tidak ada barang-barang yang terbuang sia-sia. Contoh Bisnis Ritel yang Ada di Indonesia Manajemen dari bisnis ritel merupakan sistem pelayanan konsumen dalam jumlah masif, yang tentunya memiliki banyak produk di dalamnya. Maka secara otomatis bisnis ini terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis usaha ritel di Indonesia, seperti 1. Berdasarkan kepemilikan Ritel Mandiri Jenis usaha ritel mandiri, yang mana jenis bisnis ritel ini dimiliki oleh individu atau perorangan saja. Karena dimiliki perorangan, biasanya bisnis ini berskala kecil serta dikerjakan secara mandiri oleh sang pemilik. Tapi pemilik usaha ini juga bisa untuk mengembangkan usahanya dan menambah jumlah karyawan, menambah modal usaha, sampai menggunakan sistem dan juga manajemen yang lebih baik. Franchise/Waralaba Para pebisnis, mungkin sudah tidak asing dengan jenis usaha satu ini, yang juga masuk sebagai usaha ritel, yakni franchise. Franchise merupakan sebuah usaha jenis bisnis dengan membeli atau menyewa hak untuk menggunakan konsep bisnis hingga produk dari suatu brand tertentu. Model bisnis ritel jenis ini, biasanya para pebisnis akan mendapatkan haknya tersebut, dan juga bisa menjual suatu produk yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat. Sehingga, Anda tidak perlu lagi untuk memperkenalkan suatu brand tersebut dari nol. Contoh dari usaha ritel jenis ini, seperti Indomaret, Alfamart, Ayam Geprek Bensu, Kopi Kenangan, dan masih banyak lagi. Corporate Chain Jenis usaha ritel ini dengan kepemilikan gabungan dari beberapa individu, yang juga merupakan pemegang saham dari perusahaan yang dijalankan tersebut. Jenis usaha ritel ini dilakukan oleh korporasi dan biasanya usaha ritel ini mendapatkan skala yang besar. Contohnya dari usaha ritel jenis ini, seperti Matahari Group, Robinson Group, Ramayana Group, dan masih banyak lagi. 2. Toko serba ada Toserba Tujuan dibentuknya bisnis ritel adalah untuk menyediakan berbagai produk dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi calon konsumen. Barang-barang yang tersedia di toserba tidak lain merupakan barang yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Misalnya, minimarket, supermarket dan juga departemen store. 3. Khusus yang Menjual Satu Jenis Produk saja Pada umumnya usaha ritel jenis ini memiliki beberapa kategori yang sempit, akan tetapi barang-barang yang dijual akan lebih fokus atau hanya ada satu jenis barang saja dalam satu tokonya. Misalnya, showroom mobil, bengkel, restoran, toko mainan, obat-obatan atau apotik, toko emas dan perhiasan, pakaian, dan toko buku atau alat tulis. 4. Pengecer Non-Toko Di era modern seperti saat ini, teknologi sangat membantu dalam perkembangan pembelajaran maupun ekonomi. Perkembangan teknologi juga merambat sampai ke bisnis ritel di Indonesia, seiring dengan majunya teknologi saat ini. Seperti menjadi pengecer non-toko. Akan tetapi jenis usaha ini akan memanfaatkan sarana alat komunikasi, seperti email, website, aplikasi khusus belanja online, bahkan telepon untuk menjual produk eceran. Jadi produsen dan konsumen tidak harus bertemu langsung, dan barang yang dibeli akan dikirimkan. 5. Gerai Pabrik “Factory Outlet” Gerai pabrik dimiliki dan dijalankan oleh produsen dan biasanya juga menjual barang-barang yang berlebihan dan tidak diproduksi lagi atau tidak biasa. 6. Klub Gudang Atau Klub Pedagang Besar “Warehouse Clubs Atau Wholesale Clubs” Menjual berbagai pilihan yang terbatas jenis produknya, seperti kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan menggunakan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan. 7. Pemasaran Langsung “Direct Marketing” Pemasaran ini langsung dimulai dari katalog dan surat pos, bahkan sekarang telah berkembang berbagai cara baru yang modern, seperti pemasaran melalui telepon “Telemarketing”, pemasaran melalui TV “Home Shopping” maupun informasi berbelanja melalui elektronik “Infomercial”. 8. Mesin Penjual Otomatis “Automatic Vending” Mesin penjual otomatis ini memiliki beberapa keunggulannya, seperti penjualan dua puluh empat jam dalam sehari, serta juga mudah ditemukan di banyak tempat yang strategis. 9. Pemasaran Jaringan “Network Marketing-MLM” Perusahaan memilih wirausahawan untuk berperan sebagai distributor. Distributor akan memilih beberapa anggota baru sebagai agennya. Para agen kemudian akan memilih beberapa orang lain lagi untuk menjual produk perusahaan kepada para pembeli yang potensial. 10. Penjualan Satu-Satu “One to One Selling” Penjualan dilakukan oleh wiraniaga dengan cara mengunjungi tempat tinggal konsumen dengan satu per satu serta dengan menawarkan produknya dan juga berusaha untuk mendapatkan pesanan pembelian. 11. Penjualan Satu Ke Banyak “One to Party Selling” Wiraniaga akan datang ke rumah seorang konsumen dan mengundang teman atau tetangganya untuk melihat demonstrasi suatu produk. 12. Jasa Pembelian “Buying Service” Suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus seperti sekolahan, rumah sakit ataupun lembaga pemerintahan. Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota jasa pembelian dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga diskon. Tertarik membuka bisnis ritel? Jika tertarik pastikan Grameds sudah tahu lebih dalam mengenai informasi bisnis ini, konsepnya serta tujuannya. Grameds bisa membaca buku untuk menambah wawasan seputar ritel dan penjualan lainnya dan dapatkan bukunya yang tersedia di Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik! Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien 22 retailer, organisasi franchise, konglomerat merchandise, toko rantai koperasi, koperasi sukarela. Menurut Kotler dan Armstrong 2001 ada beberapa tipe dari organisasi–organisasi retailer, diantaranya Tabel Tipe Dari Organisasi–Organisasi Retailer Tipe Deskripsi Contoh Corporate chain Stores 2 atau lebih outlet yang mutlak dimiliki dan dikontrol, pembelian barang dan merchandise terousat, menjual beberapa macam barang yang hampir sama yang berhubungan, rantai perusahaan muncul di setiap jenis retailer. Maranatha records, K24 farmasi, Voluntary chains Pabrik atau produsen mensponsori beberapa retailer bebas untuk melakukan pembelian barang secara besar dan merchandise secara umum Koperasi retailer Beberapa retailer bebas yang bekerja sama untuk melakukan pembelian secara besar dan melakukan upaya upaya untuk promosi. ACE Hardware Organisasi franchise Asosiasi kontrak antara franchiser perusahaan manufaktur, wholesaler, atau organisasi atau perusahaan jasa dan franchisees bisnis-man bebas yang membeli hak dari pencipta dam mengoprasikan satu atau lebih unit yang di franchise kan. McDonald’s, Pizza hut, 7- eleven Konglomerat merchandise Sebuah badan atau lembaga bebas yang mengkombinasikan beberapa diversifikasi lini retailer dan di bawah satu kepemilikan, selama masih dengan integrasi yang sama dari distribusi dan fungsi manajemen yang sama. Sumber Kotler dan Armstrong 2001 Keuntungan Dan Kelemahan Bisnis Ritel Semua jenis bisnis tentunya memiliki keuntungan atau kelemahan. Berikut ini dijabarkan keuntungan dan kelemahan dari bisnis ritel Sopiah dan Syihabudin, 2008 1. Keuntungan bisnis ritel. Beberapa keuntungan bisnis atau usaha ritel adalah sebagai berikut 23 a. Modal yang diperlukan cukup kecil dengan rentabilitas besar. b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya dari usaha tersebut merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu luang. c. Tempat pedagang-pedagang eceran biasanya paling strategis. Mereka biasanya mendekatkan usahanya dengan tempat berkumpul konsumen. d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen cukup kuat. 2. Kelemahan bisnis ritel. Bisnis ritel memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut a. Kurangnya keahlian. b. Administrasi dalam arti pembukuan kurang bahkan tidak diperhatikan. c. Pedagang kecil tidak mampu mengadakan promosi dengan baik sehingga keberadaannya tidak atau jarang diketahui konsumen. Faktor-Faktor Yang Mendorong Majunya Bisnis Ritel Ada tiga faktor menurut Sopiah dan Syihabudin 2008 yang bisa mendorong bisnis ritel ke arah kemajuan yang signifikan yaitu sebagai berikut 24 1. Lokasi toko. Lokasi toko yang strategis merupakan faktor pendorong yang menjanjikan. Jika manajemen toko mampu memanfaatkan hal ini dengan baik, usaha ritel akan mengalami kemajuan yang berarti. 2. Harga yang tepat. Bisnis ritel biasanya menjual produk-produk yang standar untuk kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat bisa mengontrol harga dengan baik. Jika toko menetapkan harga tinggi, konsumen akan pindah pada toko yang lain. 3. Suasana toko Atmosfer toko. Toko bisa menstimuli panca indera pengunjungnya dengan baik sehingga konsumen bersedia melakukan transaksi. Atmosfer toko yang tepat bisa mendorong konsumen untuk datang dan berlama-lama di dalam toko. Manajemen Strategi Untuk Pemasaran Ritel Apa Itu Bisnis Ritel? 4 Keuntungan dan Kerugian Bisnis Ritel. Bisnis ritel adalah jenis bisnis yang menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir. Toko swalayan, pusat perbelanjaan, apotek, dan toko-toko serba ada termasuk dalam kategori bisnis bisnis ritel sangat bervariasi mulai dari supermarket hingga toko pakaian. Ada juga beberapa jenis lain seperti minimarket, hypermarket, department store, outlet store, franchise retail, dan banyak setiap bentuknya ,bisnis ritel memegang peranan penting dalam perekonomian dunia karena memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat serta memberikan lapangan kerja bagi ribuan orang di seluruh pemilik usaha kecil maupun besar yang ingin membuka sebuah bisnis baru atau ekspansi untuk merek mereka sendiri bisa melihat peluang pada bidang ini karena potensi pasar yang luas dan terus demikian meskipun peluangnya menjanjikan namun persaingan dalam industri ini cukup ketat sehingga diperlukan strategi marketing andalan agar tetap bertahan di tengah persaingan sengit tersebut. Jenis-Jenis Bisnis Ritel Bisnis ritel bukan hanya sebatas toko yang menjual barang-barang secara langsung kepada konsumen. Terdapat beberapa jenis bisnis ritel yang dapat dijalankan, dari toko kecil hingga jaringan besar dengan cabang-cabang di seluruh satu jenis bisnis ritel yang paling populer adalah waralaba. Dalam model ini, pemilik merek atau perusahaan akan memberikan izin kepada individu untuk membuka dan mengoperasikan satuan usaha mereka sendiri menggunakan merek dagang milik perusahaan tersebut. Waralaba biasanya membutuhkan investasi awal yang lebih tinggi daripada bisnis ritel lainnya namun memiliki potensi pengembalian modal yang lebih itu, terdapat juga e-commerce sebagai bentuk baru dari bisnis ritel. E-commerce memungkinkan penjual untuk berjualan melalui platform online seperti website atau aplikasi mobile tanpa harus memiliki toko fisik. Bisnis ini menawarkan kemudahan dalam hal biaya operasional dan skala departemen merupakan jenis bisnis ritel lainnya dimana toko tersebut menyediakan berbagai produk dalam kategori tertentu seperti pakaian, elektronik atau kosmetik dalam satu tempat sehingga pembeli tidak perlu berkunjung ke banyak tempat untuk membeli barang-barang adalah franchised retail stores – sebuah usaha besar dengan beberapa lokasi franchise di seluruh dunia, sering kali diterapkan oleh brand-brand internasional populer seperti Starbucks dan McDonald’s. Keuntungan utama dari tipe toko ini yaitu bahwa mereka sudah memiliki nama baik dan sistem manajemen profesional yang teruji. Namun, biaya awalnya dapat sangat ting Bisnis ritel adalah bentuk bisnis yang melibatkan penjualan produk atau jasa langsung kepada konsumen akhir. Ada beberapa jenis bisnis ritel, seperti toko swalayan, minimarket, supermarket hingga warung 4 keuntungan utama dalam menjalankan bisnis ritel. Pertama, pasar yang besar dan potensial untuk ditingkatkan. Kedua, mampu membangun hubungan dekat dengan pelanggan sehingga dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap merek dan produk kami. Ketiga, memiliki kontrol penuh atas pengaturan harga dan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik perhatian pelanggan lebih banyak lagi. Keempat, membuka peluang kerja baru bagi orang-orang di sekitar mengembangkan bisnis ritel ini juga ada tantangan tersendiri dalam hal persaingan dengan pesaing lain dan perubahan tren konsumen dari waktu ke waktu. Namun jika bisa mengatasinya dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang luar jika semua aspek dilakukan dengan benar maka manfaatnya tak hanya dirasakan oleh pemilik bisnis tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi lokal serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan negara secara mulailah merencanakan sebuah strategi efektif untuk memulai sebuah usaha ritel Anda! 4 Kerugian Bisnis Ritel Bisnis Ritel bisa sangat menguntungkan, namun ada juga beberapa kerugian yang perlu diperhatikan. Berikut adalah empat kerugian bisnis ritel1. Persaingan yang ketatPersaingan di industri ritel terbilang cukup tinggi, karena banyaknya persaingan dari toko-toko online dan offline lainnya. Toko-toko besar seperti supermarket dapat menawarkan harga lebih murah dengan membeli produk dalam jumlah Biaya sewa tempatSalah satu biaya utama dalam membuka sebuah toko fisik adalah biaya sewa tempat usaha. Terkadang, lokasi strategis memiliki biaya sewa yang cukup mahal sehingga hal ini menjadi beban finansial bagi pemilik usaha Perubahan tren konsumenIndustri ritel selalu berubah-ubah sesuai dengan tren konsumen saat itu. Pemilik bisnis harus mampu mengikuti trend tersebut agar bisa bersaing di pasar dan menjaga pelanggan tetap Risiko kerusakan barang atau pencurianAda risiko bahwa barang dagangan akan rusak atau bahkan dicuri oleh pelanggan maupun karyawan sendiri, terutama untuk produk-produk bernilai tinggi seperti gadget atau meskipun demikian, banyak pemilik bisnis yang masih memilih untuk membuka bisnis ritel karena potensi keuntungan yang besar jika dikelola dengan baik dan dilakukan pemasaran secara tepat sasaran. Alternatif untuk Bisnis Ritel Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk memulai bisnis, tetapi tidak tertarik dengan model bisnis ritel, jangan khawatir karena ada alternatif lain yang dapat satu alternatif adalah bisnis online. Dengan semakin populernya belanja online, banyak konsumen kini lebih menyukai berbelanja secara digital daripada pergi ke toko fisik. Ini memberikan peluang besar bagi pengusaha untuk mengembangkan bisnis online mereka itu, ada juga opsi untuk membuka usaha di bidang jasa. Contohnya seperti salon kecantikan atau layanan pembersihan rumah yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Bisnis ini mungkin tidak terlalu populer seperti ritel namun bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil dan jika Anda ingin membuka jenis bisnis lainnya yang masih berkaitan dengan barang-barang fisik, maka Anda bisa mencoba model dropshipping. Dalam model ini, produk akan dikirim langsung dari pabrik atau distributor ke pembeli akhir sehingga pengusaha tidak perlu memiliki stok barang meskipun sistem bisnis ritel cukup populer dan mendominasi pasar tradisional sekarang ini; tetapi bukan berarti menjadi satu-satunya pilihan bagi para calon pengusaha sukses di masa depan. Ada banyak opsi alternative lainnya yang bisa diperhitungkan dalam upaya merintis karier wirausahawanmu! Kesimpulan Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bisnis ritel memiliki keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai usaha. Beberapa keuntungan dari bisnis ritel adalah pendapatan yang stabil, mudah untuk menjalin hubungan dengan pelanggan, serta kemampuan untuk menjangkau pasar lokal. Namun, ada juga beberapa kerugian seperti persaingan yang ketat dan biaya operasional yang Anda ingin menghindari risiko tersebut namun tetap ingin berbisnis di industri ini, alternatif lain seperti e-commerce atau dropshipping bisa menjadi pilihan yang baik. Dengan begitu Anda dapat memiliki keuntungan dari bisnis ritel tanpa harus menghadapi kendala-kendala apapun pilihan Anda dalam memulai usaha, pastikan untuk selalu melakukan penelitian grondong terlebih dahulu agar Anda tidak salah langkah dan mendapatkan hasil maksimal dari investasi bisnis Anda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para calon pebisnis ritel! Untuk informasi lainnya Post Views 133 Pada kesempatan ini, saya akan coba menjabarkan mengenai pengertian Retail, Retailer dan Retailing. Tiga istilah ini memang bermakna sama, namun kata dan definisinya berbeda. Apa itu Retail? Secara umum, Arti Retail adalah kegiatan atau aktivitas promosi dalam memasarkan produk / jasa secara langsung, kepada konsumen akhir. Dalam prakteknya, mereka tidak memproduksi maupun menyalurkan barang. Mereka adalah pembeli produk dalam satuan banyak, / pelayan jasa akhir kepada konsumen, yang didapat dari distributor maupun produsen langsung. Sederhananya, contoh retail adalah pedagang eceran / toko kelontong. Sedangkan Retailer adalah orang yang melakukan kegiatan Retail itu sendiri. Misalnya, ada sebuah toko retail di suatu daerah, dan pemilik toko tersebut adalah Retailer pedagang nya. Kemudian, Arti Retailing adalah kegiatan yang dilakukan pemilik toko, dalam mengelola tokonya tersebut. Nah, sampai disini sudah paham kan ? Oke lanjut! Pengertian Retail Menurut Para Ahli Untuk menambah pemahaman anda mengenai arti dari Retail ini, berikut adalah beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli 1. Berman dan Evans Menurut dua pakar ekonomi ini, pengertian retail artinya suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa, kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga. 2. Kotler Kotler mengemukakan arti retail adalah penjualan eceran, meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa, pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis. 3. Gilbert Definisi retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya, untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa, sebagai inti dari distribusi. 4. Levy dan Weitz Levy dan Weitz berpendapat bahwa, yang dimaksud dengan retail merupakan satu rangkaian aktivitas bisnis, untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen, untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga. Jadi bisa disimpulkan bahwa, Pengertian Retail adalah serangkaian aktivitas penjualan, yang dilakukan oleh seseorang / kelompok untuk dijual langsung kepada pembeli akhir, kemudian dipergunakan untuk keperluan mereka. Ciri-Ciri Bisnis Ritel Dalam implementasinya, Bisnis Retail telah mengalami perkembangan yang pesat, ditambah lagi pengaruh modernisasi dan westernisasi menjadikan peluang usaha ini tumbuh secara signifikan. Akhirnya, kegiatan perdagangan ini dibagi menjadi 2 macam, dan memiliki karakteristik yang berbeda pula, yakni Retail Tradisional dan Modern. 1. Karakteristik Retail Tradisional Lokasi yang relatif sempitJenis barang / jasa yang dijual tidak terlalu banyakSistem manajemennya masih terbilang sangat sederhanaKenyamanan dalam berbelanja cukup terjaminMasih terdapat proses tawar-menawar harga dengan para pedagang secara langsungProduk yang dijual juga tidak dipajang terlalu terbuka, sehingga para pelanggan tidak mengetahui apakah pengusaha ritel tersebut memiliki barang yang memang dicari atau tidak. 2. Karakteristik Retail Modern Menawarkan tempat yang lebih yang dijual beraneka ragamMemiliki sistem manajemen yang terkelola dengan sangat baik dan tingkat kenyamanan yang tinggi dalam jual sudah tetap fixed price sehingga sama sekali tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan secara dari produk pada rak-rak terbuka sehingga para pelanggan bisa dengan bebas melihat dan memilih barang-barang apa saja yang dibutuhkan. Sekarang anda telah mengetahui Arti Retail secara luas, dan menyadari bahwa apabyang dilihat setiap hari, baik disekitar lingkungan tempat tinggal maupun pasar-pasar, banyak sekali terdapat perusahaan retail disana. Namun dibalik itu, ternyata terdapat pula jenis retail yang dikelompokkan menjadi 5 bagian, simak penjelasannya di bawah ini 1. Retail Berdasarkan Kepemilikan Pada jenis pertama ini dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni adalah Independent Retail Firm yaitu adalah pengecer yang beroperasi secara mandiri independen, tanpa ada kombinasi dengan orang atau pihak lain. Contohnya adalah warung, toko kelontong, pasar inpres, ruko dan Disebut juga sebagai Waralaba, merupakan suatu bentuk dari sistem pemasaran, dimana Franchisor badan usaha memberikan kewenangan kepada pengusaha lain Franchisee untuk melakukan usaha lain sesuai dengan perjanjian yang telah Chain Atau Perusahaan berantai, adalah suatu kelompok usaha yang bernaung dalam satu manajemen yang sama, dan dimiliki oleh beberapa pemilik saham investor. Contohnya Department Store, Superstore, Spacialty Store dan Pasar Swalayan. 2. Berdasarkan Produk yang Dijual Produk adalah barang yang kita jual. Untuk kategori ini, jenisnya dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah Product Retailing Toserba Yaitu sebuah perusahaan dagang yang setidaknya memiliki karyawan 20 orang, serta menjual peralatan pokok dan pelengkap lebih dari 20% dari total penjualan. Specialty Store Yaitu kegiatan retail yang menjual produk-produk serupa atau tertentu, misalnya toko komputer, toko sepatu, toko buah, sayuran, toko mainan anak dan Showroom Yakni kategori penjualan barang lokal dengan harga yang cenderung murah, serta lokasi penjualannya dekat dengan tempat pajangan and Drug Retailer Yaitu pedagang yang khusus menjual makanan / minuman, serta obat-obatan dengan harga terjangkau. Service Retailing Berikutnya adalah retail kategori pelayanan, bukan penjualan seperti biasa. Pembagiannya antara lain adalah Rented Goods Service Adalah perusahaan jasa yang menyewakan produk fisik dengan perjanjian skala waktu, misalnya penyewaan apartemen, mobil travel, sepeda motor hingga Goods Service Yaitu jasa pelayanan yang dilakukan langsung oleh pemberi jasa, misalnya reparasi / perbaikan seperti perbaikan jam tangan, bengkel mobil, sepeda motor, perawatan taman dan Goods Service Adalah pengecer yang menyewakan jasanya pribadi yang secara langsung berhubungan dengan penyewa, misalnya sopir, baby sitter, pemandu wisata, translator dan sebagainya. 3. Non Store Retailing Telephone & Media Retailer Adalah teknik pemasaran bertajuk Telemarketing, yang memanfaatkan jaringan telepon, dan melalui Media Promosi seperti televisi, radio maupun surat kabar dalam upaya mendapatkan Order Singkatnya, adalah retailer yang Mempromosikan produk/jasa miliknya dengan menggunakan media pos Machines Adalah kegiatan penjualan barang melalui alat / mesin khusus, misalnya mesin pendingin yang berisi aneka minuman dan sering ditemukan di kantor-kantor, hotel maupun pasar Shopping Pengecer yang melakukan kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan media internet, serta produk elektronik seperti TV dan Selling Atau Personal Selling, yaitu kegiatan penjualan yang dilakukan langsung oleh tenaga penjual, untuk bertemu dengan calon pelanggan dan berkomunikasi secara tatap muka. 4. Berdasarkan Strategi Penetapan Harga Setiap retailer pasti mematok harga jual dari produk mereka secara bervariasi, meskipun barang yang dijual adalah sama dengan produk pesaing, bahkan yang berada pada satu pangsa pasar yang sama. Memang Strategi penetapan harga diambil dari tolok ukur dan pertimbangan yang sama, misalnya minat konsumen, kemampuan calon pembeli, harga yang rasional, jangkauan pasar dan sejenisnya. Namun untuk harga akhir, kemungkinan besar akan berbeda. Ada pengecer yang menjual produk / jasa dengan harga yang murah, disertai diskon per-skala. Namun ada pula yang lebih memilih mematok harga tinggi dengan pelayanan yang prima. Metode penetapan harga secara umum dibagi menjadi 4 prinsip, diantaranya adalah Berdasarkan permintaan, biaya, laba dan berdasarkan persaingan. Itulah mengapa tiap-tiap retailer akan mematok harga produk secara berbeda. Untuk hal ini, anda bisa cek artikel kami yang berjudul metode penetapan harga. 5. Berdasarkan Lokasi Jenis Retail juga dikelompokkan menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah Strip development Merupakan kawasan komersial yang telah dikembangkan oleh suatu pihak, sehingga siapapun bisa langsung masuk dan mengunjunginya hingga ke area central business districts Yaitu suatu pusat kegiatan bisnis dan komersial yang sering terdapat di kota-kota besar, yang identik dengan distrik keuangan/ center Adalah pusat perbelanjaan, dimana terdapat banyak pedagang / retail yang sama-sama tergabung dalam sebuah bangunan / komplek penjualan. Kelebihan dan Kekurangan Retail Setelah memahami ulasan mengenai pengertian, kriteria dan jenis bisnis retail di atas, dibawah ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan retail secara umun. Silakan simak ulasannya 1. Kelebihan Bisnis Retail Termasuk salah satu usaha dengan modal yang kecil, namun potensi Keuntungannya besarLokasi perdagangan cenderung berada di tempat-tempat ramai aktivitas, sehingga kemungkinan mendapatkan banyak pembeli akan semakin terbukaHubungan penjual dan pembeli akan harmonis, dikarenakan kedua pihak akan sering berkomunikasi secara langsung dengan dua arah 2. Kekurangan Bisnis Retail Perkembangan usaha retail yang telah modern ini mengakibatkan pengelolaan dalam skala kecil kian tertinggalBanyak dari pebisnis retail tidak begitu memperhitungkan soal pengelolaan yang berskala kecil, karena hanya dianggap sebagai pengisi waktu luang atau sekadar tambahan income saja, sehingga mindset ini menjadikan usaha sulit berkembangDalam menjalankan usaha, para retailer masih kurang memperhatikan mengenai Manajemen Keuangan, sehingga modal dan laba yang didapat akan sering habis tak menentuStrategi promosi yang jarang diperbaharui, sehingga tetap banyak pengusaha retail yang tidak diketahui oleh para calon-calon pembeli. Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Pengertian Retail , Jenis-Jenis Retail , karakteristik hingga kelebihan dan kekurangan bisnis retail. Semoga ulasan di atas bisa dipahami dan bermanfaat.

keuntungan dan kelemahan bisnis ritel